PENGANTAR STUDI FILSAFAT UMUM

Makalah

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Umum

Dosen Pengampu:

Drs. H. Syamsuddin Asyrofi, M. M

Disusun oleh:

syaifudin Nim: 10420013

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2010



BAB I

PENDAHULUAN

Bila kita berbicara tentang filsafat, apakah filsafat itu? Filsafat atau filosofi berasal dari bahasa Grika “philos” dan “sophes” yang berarti kecintaan pada kebijaksanaan. Bertrand russel mengatakan bahwa filsafat merupakan suatu yang terletak di antara teologi dan ilmu pengetahuan kadang sering kali orang dibuat sinis dengan sebutan filsafat, seolah-olah filsafat sesuatu yang sangat rumit dan membosankan, misterius sehingga orang segan untuk mempelajarinya. Memang hal itu ada benarnya, sebab ada aliran –aliran filsafat dan filosufnya yang sukar dimengerti kalau tidak serius mempelajarinya, akan tetepi tidak jarang ada filosof- filosof yanag mampu merumuskaan buah pikir mereka dengan cara yang cukup segar, sehingga mudah ditangkap dan dipahami meskipun dalam wujud yang berbeda-beda.

Makalah ini akan membahas tentang pengertian filsafat dari berbagai pendapat, cabang-cabang filsafat, kedudukannya, dan manfaatnya. Seningga kita diharapkan mengerti pengertian filsafat dan kegunaanya dalam pembelajaran di bangku universitas.



BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian filsafat

Apakah ilmu filsafat itu? Bagimanakah definisinya? Demikianlah pertanyaan-pertanyaan pertama yang kita hadapi tatkala akan mempelajari ilmu filsafat. Istilah filsafat itu dapat ditinjau dari dua segi, pertama dari segi bahasa, kedua dari segi istilah.

1. Secara bahasa

Dilihat dari segi bahasanya maka perkataan filsafat itu adalah falsafah (arab), philosophy (inggris), philosophia (latin), philosophie (jerman, Belanda, Prancis) dan yang bersal dari bahasa yunani yaitu “philosophiaphilos berarti cinta atau suka, dan sophia berarti kebijaksanaan. Jadi philosophia berarti suka pada kebijaksanaan atau teman kebijaksanaan. Maksudnya setiap orang yang berfilsafat akan menjadi bijaksana.

2. Secara istilah

Dilihatdari segi pengertian bahasa maka filsafat berarti alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsaf atartinya berpikir. Meskipun begitu tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat ialah berpikir secara mendalam dan dengan sungguh-sungguh. Pernah sebuah semboyan mengatakan bahwa ”setiap manusia adalah filosuf” karena semua manusia berpikir, Tapi tidak semua itu benar.

3. Beberapa definisi menurut para filosuf

Karena begitu luasnya lingkungan pembahasan ilmu filsafat, maka tidak heran kalau banyak diantara para ahli filsafat memberikan definisinya berbeda tekanannya satu sama lain. Dibawah ini ada beberapa definisi ilmu filsafat dari filosuf-filosuf terkenal Barat dan timur.

§ Plato (427 s.M.-348 s.M.) :“filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli".

§ Aristoteles (382 s.M.-322 s.m.) : “filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika”.

§ Al-farabi (870 – 950) : “filsafat ialah ilmu pengetahuan tantang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya”.

§ Descrates (1590 – 1650) : “filsafat kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penelitian”.

§ Immanuel Kant (1724 – 1804) : “ filsafat ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan, yang tercakup dalam empat persoalan:

a) Apakah yang dapat kita ketahui? (jawabannya: metafisika)

b) Apakah yang seharusnya kita ketahui? (jawabannya: etika)

c) Sampai dimanakah harapan kita? (jawabannya: agama)

d) Apakah yanga dinamakan manusia? (jawabannya: antropologi).

§ H.C Webb dalam bukunya History of Philosophy menyatakan bahwa filsafat mengandung pengertian penyelidikan. Tidak hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai sifat – hakekat baik dari dunia kita, maupun dari cara hidup yang seharusnya kita selenggarakan di dunia ini.

§ Harold H. Titus dalam bukunya Living Issues in Philosophy mengemukakan beberapa pengertian filsafat yaitu :

a) Philosophy is an attitude toward life and universe (Filsafat adalah sikap terhadap kehidupan dan alam semesta).

b) Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquiry (Filsafat adalah suatu metode berfikir reflektif dan pengkajian secara rasional)

c) Philosophy is a group of problems (Filsafat adalah sekelompok masalah)

d) Philosophy is a group of systems of thought (Filsafat adalah serangkaian sistem berfikir)

Sebenarnya setiap orang dapat merumuskan sendiri bagaimana definisi filsafat itu, asal saja dapat membayangkan luasnya lingkungan pembahasan ilmju filsafat seperti yang telah dirumuskan oleh para filosuf diatas. Definisi-definisi pada prinsipnya sama, tidak bertentangan dan hanya cara mengesankannya yang berbeda. Sehingga dapat dirumuskan dari definisi di atas bahwa ”ilmu filsafat ialah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Tuhan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu”.

B. Obyek-obyek filsafat

Pada dasarnya filsafat atau berfilsafat bukanlah sesuatu yang asing dan terlepas dari kehidupan sehari-hari, karena segala sesuatu yang ada dan yang mungkin serta dapat dipikirkan bisa menjadi objek filsafat apabila selalu dipertanyakan, dipikirkan secara radikal guna mencapai kebenaran. Secara lebih sistematis para ahli membagi objek filsafat ke dalam objek material dan obyek formal.

1. Obyek material

Obyek material adalah suatu hal yang dijadikan sasaran pemikiran. Obyek material mencakup hal-hal konkret misalnya manusia, tumbuhan, dan batu,maupun hal-hal yang abstrak misalnya ide-ide, nilai-nilai, dan kerohanian.

2. Obyek formal

Obyek formal ialah cara memandang atau cara meninjau yang dialkukan oleh seorang peneliti terhadap obyek materialnya atau sudut pandang obyek, serta prinsip-prinsp yang digunakannya.

Dengan demikian objek material filsafat mengacu pada substansi yang ada dan mungkin ada yang dapat dipikirkan oleh manusia, sedangkan objek formal filsafat menggambarkan tentang cara dan sifat berfikir terhadap objek material tersebut, dengan kata lain objek formal filsafat mengacu pada sudut pandang yang digunakan dalam memikirkan objek material filsafat.

C. Ciri-ciri pemikiran filsafat

Bila dilihat dari aktivitasnya, filsafat merupakan suatu cara berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu.

Menurut Sutan Takdir Alisyahbana syarat-syarat berpikir yang disebut berfilsafat yaitu :

a) Berpikir dengan teliti, dan

b) Berpikir menurut aturan yang pasti.

Dua ciri tersebut menandakan berpikir yang insaf, dan berpikir yang demikianlah yang disebut berfilsafat.

Sementara itu Sidi Gazalba (1976) menyatakan bahwa ciri ber- Filsafat atau berpikir Filsafat adalah :

a) radikal, bermakna berpikir sampai ke akar-akarnya (Radix artinya akar), tidak tanggung-tanggung sampai dengan berbagai konsekwensinya dengan tidak terbelenggu oleh berbagai pemikiran yang sudah diterima umum,

b) sistematik, artinya berfikir secara teratur dan logis dengan urutan-urutan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan,dan

c) universal. artinya berfikir secara menyeluruh tidak pada bagian-bagian khusus yang sifatnya terbatas.

Sedangkan Sudarto (1996) menyatakan bahwa ciri-ciri berpikir Filsafat adalah :

1. Radikal, artinya berfikir sampai keakar-akarnya , hingga sampai pada hakikat atau substansial yang difikirkan.

2. Universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Khususan berfikir filsafat menurut jaspers terletak pada keumumannya.

3. Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia, misalnya apakah kebebasan itu ?

4. Koheren dan konsisten (beruntut) , artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir logis. Konsisten artinya tidak mengandung kontradiksi.

5. Sistematik, artinya berpendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.

6. Koprehensif, artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.

7. Bebas, artinya sampai pada batas-batas yang luas, pemikiran filsafat boleh diakatakan sebagai pemikiran yang bebas, yakni bebas dari prasangka- prasangka, sosial, historis, kultural, bahkan religius.

8. Bertanggung jawab, artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sekaligus bertanggung jawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.

10. Rasional, artinya berpikir yang didasarkan pada kaidah berpikir yang benar (logis)

D. Cabang-cabang filsafat

Filsafat merupakan bidang studi yang sedemikian luasnya sehinga diperlukan pembagian yang lebih kecil lagi. Dalm pembagian tersebut tidak ada tata cara pembagiannya, sehingga terdapat perbedaan, seperti:

a. Pembagian filsafat atas bidangnya yakni:

1. Logika

2. Metodologi

3. Metafisika/ontology

4. Cosmologi

5. Epistimologi

6. Biologi kefilsafatan

7. Psikologi kefilsafatan

8. Antropologi kefilsafatan

9. Sosiologi

10. Etika

11. Estetika

12. Filsafat agama

b. Pembagian filsafat atas bidang induk, yaitu:

1. Filsafat tentang pengetahuan, terdiri dari:

§ Epistimologi

§ Logika

§ Keritik ilmu-ilmu

2. Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, terdiri dari:

§ Metafisika umum(ontology)

§ Antropologi

§ Cosmologi

3. Filsafat tentang tindakan, terdiri dari:

§ Etika

§ Estetika

4. Sejarah filsafat

c. Pembagian filsafat secara sistematis yang didasarkan pada sistematika yang berlaku pada kurikulum akademis adalah sebagai berikut:

1. Metafisika (filsafat tentang hal yang “ada”)

2. Epistemology (teori pengetahuan)

3. Metodologi (teori tentang metode)

4. Logika (teori tentang penyimpulan)

5. Etika (filsafat tentang pertimbangan moral)

6. Estetika (filsafat tentang keindahan)

7. Sejarah filsafat( the liang gie, 1977: 170)

Kemudian the liang gie, dalam bukunya berjdul Suatu Konsepsi Kearah Penertiban Bidang Filsafat, telah mencoba membuat struktur pengetahuan filsafat sebagai berikut: filsafat terbagi menjadi tiga bidang yaitu: 1. Filsafat sistematis, 2. Filsafat khusus, 3. Filsafat keilmuan.

1. Filsafat sistematis, terdiri dari:

§ Metafisika

§ Epistemology

§ Metodologi

§ Logika

§ Etika

§ Estetika

2. Filsafat khusus, terdiri dari:

§ Filsafat seni

§ Filsafat kebudayaan

§ Filsafat pendidikan

§ Filsafat sejarah

§ Filsafat bahasa

§ Filsafat hukum

§ Filsafat budi

§ Filsafat politik

§ Filsafat agama

§ Filsafat lehidupan sosial

§ Filsafat nilai

3. Filsafat keilmuan, terdiri dari:

§ Filsafat matematika

§ Filsafat ilmu-ilmu fisik

§ Filsafat biologi

§ Filsafat linguistik

§ Filsafat psikologi

§ Filsafat ilmu-ilmu social(the liang gie, 1977: 170)

Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa penyusunan menurut struktur scara menyeluruh dalam bidang filsafat ini oleh the liang gie diharapkan akan membantu dalam rangka menyusun kurikulum dan pengajaran filsafat di pendidkan tinggi Indonesia agar dalam studi filsafat para lulusannya memiliki pengetahuan sesuai dengan perkembangan zaman.

E. Metode-metode filsafat

Masing-masing filsuf dalam memecahkan suatu persoalan filsafat memakai suatu metode tersendiri. Jadi filsuf mempunyai berbagai metode yang berbeda-beda sesuai dengan pokok permasalahan yang ditelaahnya. Menurut ewing, filsuf memerlukan banyak sekali ragam metode karena harus menarik semua jenis pengalaman manusia dalam lingkungan pengabdiannya dan tunduk pada penafsirannya. Ragam- ragam metode terkenal yang telah dipergunakan dalm filsafat antara lain ialah:

1. Metode logika, suatu metode atau cara untuk mendapatakn pengetahuan dengan menggunakan cara berpikir yang benar serta bertutur yang benar.

2. Metode induksi, ialah cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.

3. Metode deduksi, ialah suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan yang bersifat khusus.

4. Metode analogi, adalah cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dengan menyesuaikan dari dua macam pengertian yang berbeda.

5. Metode analisis, adalah jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan mengadakan pemerincian terhadap obyek yang diteliti; atau cara penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan jaln memilih-milah antara pengertian yang lalin, untuk sekedar memperoleh kejelasan mengenai hal tersebut.

6. Metode sintetis, adalh jalan atau cara yang digunakan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan cara mengumpulakan atau menggabungakan sebuah pengertian yang satu dengan pengertian yang lain, yang pada akhirnya dapat diperoleh pengetahuan yang sifatnya sama.

Masih banyak metode-metode lainnya yang menjadi tata cara berpikir dari filsuf-filsuf, mpamanya metode Socrates, metode sintetis (aristoteles), metode kritis (kant), dan metode positivis (comte).

F. Kedudukan ilmu, filsafat dan agama

Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak ada tiga alat dan tenaga utma yang berada di dalam diri manusia. Tiga alat dan tenga utama manusia adalah akal fikiran, rasa dan keyakinan sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencpai kebahagiaan bagi dirinya. Ilmu dan filsafat dapat bergerak dan berkembang berkat adanya keyakinan. Dikatakan reflektif, karena ilmu filsafat dan agama baru dapat dirasakan (diketahui) faedahnya/manfaatnya dalam kehidupan manusia apabila ketiganya merefleksi (lewat proses pantul diri) dalam diri manusia.

Ilmu mendasar pada akal pikir lewat pengalaman dan indera dan filsafat mendasarkan pada otoritas akal murni secara bebas yang berkaitan dengan kehidupan manusia, sedangkan agama mendasarkan pada otoritas wahyu. Menurut Prof. Nasroen, SH, mengemukakan bahwa filsafat sejati haruslah berdasarkan pada agama. Kesanggupan akal pikiran terbatas sehingga filsafat hanya berdasarkan pada akal pikir semata-mata akan tidak sanggup member kepuasan bagi manusia, terutama dalam rangka pemahaman terhadap yang ghaib.

G. Kegunaan mempelajari filsafat

Di era globalaisasi ini filsafat bukanlah suatu yang asing lagi manfaatnya, banyak sekali manfaat mempelajari ilmu filsafat diantaranya:

1. Filsafat dapat membantu untuk memperluas pandangan calon sarjana. Dalam kuliah filsafat mahasiswa diajak untuk melihat di luar tembok ilmu pengetahuan yang ditekuninya. Filsafat akan membantu untuk menempatkan bidang ilmiahnya dalam perspektif lebih luas.

2. Filsafat dapat membantu agar mahasiswa belajar berfikir kritis dan menganalisis masalah dengan tajam.

3. Filsafat dapat mempermudah bagi calon sarjana tepat yang berkaitan dengan pemikiran dan bahasa, dengan mempelajari filsafat pikiran kita akan terasah dan lebih peka terhadap sesuatu.

4. Filsafat akan membuat kita mengerti lebih mendalam tentang dunia dimana kita hidup.

5. Filsafat akan menanamkan kesadaran etis dalam jiwa calon sarjana namun demikian, dengan memperoleh pengetahuan lebih sistematis tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral, dapat diharapkan calon sarjana lebih siap untuk menjalankan profesinya nanti dengan baik.


BAB III

PENUTUP

Demikian pembahasan tentang filsafat, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:

§ ilmu filsafat adalah suatu ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai Tuhan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu”.

§ Filsafat mempunyai dua obyek penelitian yaitu, obyek material dan obyek formal.

§ Ciri-ciri berpikir filsafat yakni, radikal, universal, konseptual, koheren, sistematik, komperhensif, bebas, bertanggung jawab, dan rasional.

§ Filsafat terbagi menjasi beberapa cabang yaitu, Logika, Metodologi, Metafisika/ontology, Cosmologi, Epistimologi, Biologi kefilsafatan, Psikologi kefilsafatan, Antropologi kefilsafatan, Sosiologi, Etika, Estetika, Filsafat agama.

§ Metode-metode dalam berfilsafat diantaranya yaitu, logika, induksi-deduksi, analogi, analisis dan sintetis.

§ Ilmu, filsafat, dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia.

§ Filsafat dapat membantu agar mahasiswa belajar berfikir kritis

Demikian kesimpulan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan serta penyusunan makalah, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar ke depan makalah ini menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Hasbullah. 1992. Sistematik filsafat. Jakarta: widjaja pustaka.

Sudarto. 1996. Metodologi penelitian filsafat. Jakarta: raja grafindo persada.

Gazalba, sidi. 1981. Sistematika filsafat. Jakarta: bulan bintang pustaka.

Pawengan, G.W. 1981. Sebuah studi tentang filsafat. Jakarata: pradnya pramita.

Bakker, anton. 1986. Metode-metode filsafat. Jakarta: Balai aksara.

Muzairi. 2009. Filsafat umum. Yogyakarta: Teras Pustaka.

http://www.scribd.com/doc/6121556/Filsafat-New/